INOVASI PECINTA DRAKOR PUSKESMAS BAGOANG
Salah
satu tantangan utama yang saat ini dihadapi sektor kesehatan di Indonesia
adalah kekurangan gizi anak kronis. Meskipun banyak perkembangan dan kemajuan
kesehatan telah dilakukan di Indonesia selama beberapa tahun terakhir, namun
masalah stunting tetap signifikan. Pertumbuhan stunting menggambarkan suatu
kegagalan pertumbuhan linear potensial yang seharusnya dapat dicapai, dan
merupakan dampak dari buruknya kesehatan serta kondisi gizi seseorang.
Penanggulangan
balita gizi kurang dilakukan dengan pemberian makanan tambahan. Formula yang
diberikan pada penderita gizi buruk mengacu pada standar WHO yang terdiri dari
susu, minyak, gula, tepung, dan air. Pemberian Makanan Tambahan (PMT) yang
diberikan selain formula WHO, yaitu formula modifikasi berupa formula yang
cukup padat energi dan protein, terdiri dari bahan yang mudah diperoleh di masyarakat
dengan harga terjangkau.
Banyaknya
ditemukan kasus stunting di wilayah kerja Puskesmas Bagoang, yaitu di Desa
Pangaur sebanyak 7 anak, Desa Bagoang sebanyak 5 anak, Desa Barengkok sebanyak
5 anak, dan Desa Neglasari sebanyak 5 anak pada bulan Maret 2020. Menyikapi
kondisi tersebut, Puskesmas Bagoang perlu membuat terobosan baru dalam upaya
pencegahan stunting di wilayahnya berdasar pada anjuran WHO yaitu pemberian PMT
dengan formula modifikasi.
Melihat
zat gizi yang tinggi pada daun kelor dan kemudahan untuk memperolehnya di
masyarakat, maka dibentuklah inovasi PECINTA DRAKOR (Pencegahan Stunting Pada
Anak Dengan Makanan Tambahan "Egg Roll" Dari Daun Kelor) yaitu upaya
pencegahan dan penanggulangan stunting dengan pemberian makanan tambahan
modifikasi berupa “egg roll” yang terbuat dari daun kelor.
Inovasi
ini didasarkan rekomendasi hasil penelitian yang menyebutkan bahwa konsumsi
daun kelor merupakan salah satu alternatif untuk menanggulangi kasus kekurangan
gizi di Indonesia. Vitamin A yang terdapat pada serbuk daun kelor setara dengan
10 (sepuluh) kali vitamin A yang terdapat pada wortel, setara dengan 17 (tujuh
belas) kali kalsium yang terdapat pada susu, setara dengan 15 (lima belas) kali
kalium yang terdapat pada pisang, setara dengan 9 (sembilan) kali protein yang
terdapat pada yogurt dan setara dengan 25 (dua puluh lima) kali zat besi yang
terdapat pada bayam. Oleh karena itu, informasi terkait manfaat tanaman kelor
bagi perbaikan gizi perlu disosialisasikan kepada masyarakat agar dapat
dibudidayakan secara luas dan dimanfaatkan secara optimal.